Observasi Perilaku Cicak Pada Perubahan Cuaca Dikawasan Perumahan Kota Bengkulu
Abstract
Hemidactylus frenatus adalah spesies cicak rumah yang banyak ditemukan di Indonesia termasuk di Bengkulu, kondisi iklim diwilayah Bengkulu secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Iklim tropis basah, (2) Curah hujan dan kelembaban tinggi sepanjang tahun (3) Suhu rata-rata berkisar 23-31°C (4) Musim hujan lebih panjang dibanding musim kemarau. Bengkulu memiliki dua musim utama: musim hujan (Oktober-Maret) dan musim kemarau (April-September). Percobaan pengamatan ini dilakukan dengan beberapa tingkatan cuaca terhadap cicak yang berada didinding. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang didukung oleh data kuantitatif berdasarkan paradigma konstruktivisme, pendekatan kualitatif dipilih berkaitan dengan paradigma konstruktivistik yang mengandalkan fenomenologi untuk melihat interpretasi-konstruktif dari peneliti mengenai pemaknaan fenomena yang terjadi. Hemydactilus frenatus memiliki populasi yang besar diseluruh dunia, umumnya ditemukan dibebatuan, pepohonan dan didekat sumber cahaya disebuah bangunan, cicak teramati sebagai predator yang menunggu mangsa secara pasif, dialam cicak memiliki tempat-tempat yang teduh untuk hidup, hal ini juga untuk melindungi dirinya dari predator. Diperumahan cicak umumnya menempati atap rumah, adaptasi terhadap perubahan iklim bukan hanya sekedar respons terhadap krisis lingkungan, melainkan investasi jangka panjang dalam keberlanjutan dan ketahanannya. Cicak menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan sebagai respons terhadap perubahan cuaca, cicak memiliki kemampuan adaptasi yang baik untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.
Downloads
References
ADGER, W. N. ET AL (2009). ADAPTING TO CLIMATE CHANGE: THRESHOLDS, VALUES, GOVERNANCE. CAMBRIDGE UNIVERSITY PRESS.
Ariodiharjo, D. (2023). Ekologi dan Perilaku Cicak Rumah (Hemidactylus frenatus) di Lingkungan Perkotaan. Jurnal Biologi Indonesia, 19(2), 145-160.
Campbell, N. A. (2012). Biologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga
Das, M. Bhattacahrjee, P., Bhiswa, B. & Purkayastha, J. (2014). Effect of light and dark phase on dorsum colour and pattern in Hemidactylus sp. of Assam. Northeast . Journal of Contemporary Research, May,, Vol.1, pp. 1-7.
Efendi Sunoko Henna R, Sulistya W. (2012). Kajian Kerentanan Masyarkat Terhadap Perubahan Iklim Berbasis Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus Sub DAS Garang Hulu). Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 10 Issue 1 : 8 - 18 (2012).
Frankenberg, E., & Werner, Y. L. (2011). Egg, clutch and maternal sizes in lizards: intra-and interspecific relations in Near-Eastern Agamidae and Lacertidae. Herpetological Journal, 2(1), 7-18.
Fund., World Wildlife. (2007). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pengelolaan DAS Citarum. Jakarta (ID): WWF Indonesia.
Hafidz, Fadilloh. (2015). Perilaku Antipredator Cicak (Hemidactylus frenatus) di Kos-Kosan Wilayah Sektor Timur, Darussalam.
Iklim., Dewan Nasional Perubahan. (2012). Direktori an Informasi Adaptasi Perubahan Iklim. Jakarta: Kelompok Kerja Adaptasi Perubahan Iklim DNPI.
IPCC. (2014). Impacts, Adaptation, and Vulnerability. Contribution of Working Group II to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change.
Jones, K., & Brown, R. (2015) Behavioral Response of Reptiles to Climate Change. Annal Review of Herpetologi, 20,45-6
Kang, C., Moon, J., Lee, S. & Jablonski,. (2012). Camouflage through an active choice of a resting and body orientation in moths. Journal of Evolutionary Biology, , Issue 25,pp. 1695-1702.
Lestari, E. A., Silvianti , M. ., Fitria , N. ., Razak , A. ., & Fajrina , S. . (2024). FAKTOR - FAKTOR PENENTU PERILAKU HEWAN. Bioedutech: Jurnal Biologi, Pendidikan Biologi, Dan Teknologi Kesehatan, 3(1), 19–35. Retrieved from http://jurnal.anfa.co.id/index.php/biologi/article/view/1899
Liem, D. (2018) adaptasi cicak terhadap lingkungan Jurnal Biologi Tropis, 30(1), 78-79
Nur Fitriana, Defri Yoza, Y. O. (2014). Keanekaragaman Jenis Reptil Di Kawasan Hutan Larangan Adat Kenegerian Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmu-Ilmu Kehutanan, 3(3), 63–77.
Purwanto, Y. (2010). Studi Populasi Cicak di Kawasan Permukiman Kota Surabaya. Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus, 4(A), 45-49.
R.M. Farchan Fathoni dan Susilohadi. (2020). Penilaian Kamuflase Cecak Rumah Hemidactylus frenatus Duméril & Bibron , 1836. Jurnal Bioma, 22(2), 150–154.
Sinervo, B., Méndez-de-la-Cruz, F.,dkk. (2010). Erosi keanekaragaman kadal akibat perubahan iklim dan perubahan relung termal (Erosion of lizard diversity by climate change and altered thermal niches). Science, 328(5980), 894–899. https://doi.org/10.1126/science.1184695
Turasih, & Kolopaking, L. (2016). Strategi Adaptasi perubahan Iklim Pada Petani Dataran Tinggi (Studi Petani di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara) -- Climate Change Adaptation Strategy of Upland Farmers (Study of Farmers in Dieng Plateau, Banjarnegara Regency). Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 4(1), 70–82.
Wiradarma, H., Putri, A. A., & Widarto, T. H. (2021). Is foraging behavior a daily activity in Hemidactylus platyurus? (Apakah Perilaku Menambah Merupakan Kegiatan Sehari-hari Pada Hemidactylus Platyurus?). Zoo Indonesia, 30(2), 98–105.
Wulandari, D. R. (2012). Keanekaragaman Reptil pada Berbagai Tipe Habitat di Kampus IPB Dramaga. Skripsi. Institut Pertanian Bogor
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.